Sebagai seorang blogger, pasti kamu punya banyak sekali ide cemerlang untuk ditulis. Tapi, pernah nggak kamu berhenti sejenak dan bertanya, “Tulisan ini nanti ada yang cari nggak ya di Google?” Inilah pertanyaan krusial yang membedakan antara blog yang ramai pengunjung dan blog yang sepi. Kunci jawabannya ada pada cara riset keyword untuk pemula yang tepat.
Banyak blogger pemula yang terjebak menulis berdasarkan asumsi. Mereka menulis apa yang mereka suka, yang sebetulnya tidak salah, tapi sering kali melupakan satu hal penting: pembaca. Riset keyword bukanlah proses teknis yang rumit dan menakutkan. Anggap saja ini seperti mencari sebuah “peta harta karun“.
Dengan peta ini, kamu bisa menemukan topik-topik yang paling banyak dicari orang, memahami apa yang mereka butuhkan, dan pada akhirnya, membuat artikel yang tidak hanya berkualitas tapi juga mudah ditemukan. Yuk, kita bedah prosesnya langkah demi langkah dengan bahasa yang paling sederhana.
Langkah 1: Mencari Benih Ide (Seed Keywords)
Sebelum kita menyentuh tools canggih apa pun, semuanya dimulai dari sebuah ide sederhana. Dalam dunia SEO, ini disebut seed keyword atau benih kata kunci. Anggap ini sebagai titik awal petualanganmu.
Mulai dari Apa yang Kamu Tahu
Ambil pulpen dan kertas (atau buka Notepad), lalu tulis semua topik yang berkaitan dengan niche blogmu. Misalnya, jika niche-mu adalah “memasak untuk pemula”, benih idemu bisa berupa:
- resep ayam
- cara membuat kue
- tips memasak nasi
- peralatan dapur
Manfaatkan Google Suggest & “Orang Juga Bertanya”
Ini adalah cara riset keyword termudah dan gratis. Buka Google dan mulailah mengetik salah satu benih idemu.
- Google Suggest (Autocomplete): Saat kamu mengetik “resep ayam”, Google akan otomatis memberikan saran seperti “resep ayam kecap“, “resep ayam bakar“, “resep ayam goreng mentega“. Catat semua ide ini!
- Orang Juga Bertanya (People Also Ask): Setelah kamu melakukan pencarian, gulir sedikit ke bawah. Kamu akan menemukan kotak berisi pertanyaan terkait. Ini adalah tambang emas ide konten.
Langkah 2: Gunakan Tools Gratis untuk Validasi & Kembangkan Ide
Setelah punya daftar benih ide, saatnya kita validasi menggunakan alat bantu. Tujuannya adalah untuk melihat apakah ide kita memang banyak dicari dan untuk menemukan puluhan ide turunan lainnya.
Rekomendasi Tool: Ubersuggest oleh Neil Patel
Untuk pemula, saya sangat merekomendasikan Ubersuggest. Kenapa? Tampilannya sangat ramah pengguna, datanya cukup akurat untuk memulai, dan versi gratisnya sudah sangat mumpuni.
Cara Menggunakannya (Langkah Singkat)
- Buka situs Ubersuggest, pastikan negaranya adalah “Indonesia”.
- Masukkan salah satu “benih keyword” yang sudah kamu kumpulkan, misalnya “resep ayam kecap”.
- Klik “Search”. Kamu akan disajikan data lengkap dan puluhan ide keyword turunan seperti “resep ayam kecap sederhana“, “resep ayam kecap pedas manis“, dan lainnya.
Langkah 3: Pahami Dua Metrik Penting: Volume & Keyword Difficulty
Saat menggunakan tools, kamu akan melihat banyak angka dan data. Jangan panik! Sebagai pemula, cukup fokus pada dua hal ini:
Volume Pencarian (Search Volume)
Ini adalah estimasi berapa kali sebuah keyword diketik di Google dalam sebulan. Semakin tinggi angkanya, semakin populer topiknya. Tapi, jangan langsung tergiur dengan volume puluhan ribu.
Tingkat Kesulitan (Keyword Difficulty/KD)
Ini adalah skor (biasanya 0-100) yang menunjukkan seberapa sulit untuk bisa masuk ke halaman pertama Google dengan keyword tersebut. Semakin tinggi skornya, semakin banyak situs web besar yang menjadi pesaingmu.
Tips pribadi saya: Untuk blog baru, carilah keyword dengan volume yang lumayan (misalnya 100-1000/bulan) dan KD yang rendah (di bawah 20). Ini adalah ‘harta karun’ yang realistis untuk dimenangkan.
Langkah 4: Intip Kompetitor di Halaman Pertama Google (SERP Analysis)
Jangan percaya 100% pada angka dari tools. Langkah paling penting yang sering dilupakan adalah melakukan riset manual. Ketik keyword pilihanmu di Google dan lihat 10 hasil teratas di halaman pertama (ini disebut SERP atau Search Engine Results Page).
Apa yang Perlu Kamu Perhatikan?
- Jenis Konten: Apakah hasilnya didominasi oleh artikel blog, video YouTube, atau halaman produk e-commerce? Pastikan kamu membuat jenis konten yang sesuai.
- Kualitas Artikel Kompetitor: Buka 3-5 artikel teratas. Apakah artikel mereka lengkap? Apakah ada celah informasi yang bisa kamu isi? Bisakah kamu membuat artikel yang jauh lebih baik dari mereka?
- Sudut Pandang (Angle): Apakah mereka menyajikan dalam bentuk “panduan”, “daftar/listicle”, atau “studi kasus”? Kamu bisa meniru angle yang populer atau membuat angle baru yang unik.
Analisis ini penting dalam cara riset keyword untuk pemula karena membantumu memahami “medan perang” sebelum kamu memutuskan untuk bertarung.
Langkah 5: Pilih dan Kelompokkan Keyword Pilihanmu
Setelah melalui semua langkah di atas, kini kamu punya daftar keyword potensial. Langkah terakhir adalah memilih dan mengelompokkannya ke dalam sebuah rencana konten.
Jangan membuat satu artikel untuk setiap keyword turunan yang mirip. Kelompokkan keyword yang relevan ke dalam satu payung artikel.
- Contoh: Keyword “resep ayam kecap sederhana”, “cara masak ayam kecap”, dan “bumbu ayam kecap” bisa dijadikan satu artikel komprehensif berjudul “Cara Membuat Ayam Kecap Sederhana Anti Gagal“.
Setelah menemukan keyword yang pas, langkah selanjutnya adalah menuangkannya dalam tulisan. Pelajari cara menulis artikel SEO agar kontenmu bisa bersaing. (Contoh internal link)
Penutup: Riset Keyword Bukan Menebak, Tapi Mendengarkan
Sekarang kamu lihat, kan? Cara riset keyword untuk pemula bukanlah ilmu gaib. Ini adalah proses mendengarkan apa yang audiensmu butuhkan, lalu menyajikannya dalam bentuk konten terbaik.
Mari kita rangkum kembali 5 langkah sederhananya:
- Cari Benih Ide: Mulai dari brainstorming dan manfaatkan fitur Google.
- Gunakan Tools Gratis: Validasi idemu dan temukan puluhan keyword baru.
- Pahami Metrik: Fokus pada volume pencarian yang realistis dan tingkat kesulitan yang rendah.
- Intip Kompetitor: Analisis halaman pertama Google untuk memahami medan perang.
- Pilih & Kelompokkan: Buat rencana konten yang terstruktur.
Tips terakhir: Jangan terlalu terobsesi dengan angka. Gunakan data sebagai pemandu, tapi tetaplah fokus untuk membuat konten yang benar-benar membantu dan menjawab pertanyaan pembaca. Jika kamu berhasil melakukan itu, Google pun akan menyukaimu.
Kira-kira, keyword pertama apa yang akan kamu riset setelah membaca panduan ini?